
Vera Menchik Pelopor Catur Wanita Inggris Juara Dunia Pertama
Vera Menchik Pelopor Catur Wanita Inggris Juara Dunia Pertama Vera
Legenda Jeruk Purut, Jakarta Sebagai Kota Metropolitan Yang Di Penuhi Gedung Pencakar Langit Dan Hiruk Kehidupan Modern. Ternyata menyimpan beragam kisah mistis yang masih di yakini oleh sebagian warganya. Salah satu yang paling populer ialah legenda Hantu Jeruk Purut. Berasal dari TPU (Tempat Pemakaman Umum) Jeruk Purut, Jakarta Selatan. Kisah ini sudah menjadi bagian dari urban legend kota Jakarta sejak lama dan tetap hidup dari mulut ke mulut. Bahkan sempat di angkat ke layar lebar karena sangat populer di kalangan masyarakat.
Legenda Hantu Jeruk Purut berfokus pada sosok hantu pastor berkepala buntung yang konon gentayangan di area pemakaman. Yang menjadikan kisah ini semakin unik ialah bahwa sang hantu di sebutkan membawa kepalanya sendiri di tangan sambil berjalan-jalan. Ironisnya, ia kerap tampak di temani oleh seekor anjing hitam besar. Menurut cerita, arwah tersebut sebetulnya tidak di makamkan di Jeruk Purut, melainkan di tempat lain. Karena itulah, arwahnya di nilai “tersesat” dan terus mencari tempat peristirahatan yang sebenarnya. Cerita ini semakin kuat karena banyak saksi mata, mulai dari warga sekitar sampai pengunjung. Mengaku pernah melihat penampakan sang pastor saat malam hari, terutama ketika malam Jumat Kliwon.
Hal yang membuat legenda ini semakin mengerikan ialah kepercayaan bahwa hantu hanya memperlihatkan diri apabila pengunjung datang dalam jumlah ganjil. Hal ini membuat banyak orang yang penasaran, datang berkunjung dengan angka ganjil secara sengaja untuk merasakan keberadaan makhluk gaib tersebut. Legenda Jeruk Purut, sejumlah pengunjung bahkan mengaku mengalami kejadian aneh. Seperti angin dingin yang tiba-tiba datang, suara langkah kaki tanpa wujud, sampai bau anyir yang tak di ketahui sumbernya. Meski demikian, bagi warga sekitar, kisah ini sudah menjadi bagian dari cerita setempat yang menghiasi kehidupan di tengah kota.
Legenda Jeruk Purut bukan hanya cerita kosong yang berkembang di antara para pemburu hantu atau pecinta dunia mistis. Di balik cerita horor mengenai hantu pastor tanpa kepala yang menenteng kepalanya sendiri. Tersimpan sejumlah kesaksian dari penduduk sekitar TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan, yang memperkuat kisah legenda ini. Menilik Legenda Jeruk Purut Dari Kesaksian Warga Sekitar untuk mereka yang tinggal di kawasan sekitar pemakaman. Cerita ini bukanlah mitos semata, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari yang di teruskan turun-temurun.
Menurut sejumlah warga, penampakan sosok hantu berkepala buntung pertama kali hangat di bicarakan sejak era 1980-an. Sosok ini di gambarkan memakai jubah pastor berwarna gelap dan berjalan pelan di malam hari. Menenteng kepalanya di tangan, dan kerap terlihat di lokasi pemakaman yang gelap dan sunyi. Seorang penjaga makam bernama Pak Darto, yang telah puluhan tahun bekerja di TPU Jeruk Purut. Pernah mengaku melihat sosok tersebut sekitar pukul dua dini hari ketika sedang meronda. Menurutnya, keadaan malam mendadak sunyi, angin berhenti berembus. Terdengar suara tapak kaki yang berat, padahal tak ada orang lain di sana. Tak lama, sosok tinggi besar terlihat berjalan perlahan, dan dari kejauhan terlihat bahwa kepalanya tidak berada di tempat seharusnya.
Selain Pak Darto, ada pula kesaksian dari ibu Sri, seorang warga yang berdiam tidak jauh dari pagar belakang kuburan. Ia mengatakan bahwa ketika malam-malam tertentu, terutama malam Jumat Kliwon, keluarganya kerap mendengar suara aneh. Seperti derap langkah atau suara anjing yang seolah datang dari dalam lokasi makam. Menurut kepercayaan setempat, hantu pastor itu memang sering di temani seekor anjing hitam besar. Suatu lambang yang di yakini sebagai penjaga gerbang dunia gaib. Ibu Sri mengungkapkan, walaupun ia belum pernah melihat secara langsung. Beberapa tamu kos di rumahnya pernah mengalami mimpi buruk atau mendengar suara panggilan samar ketika malam hari.
TPU (Tempat Pemakaman Umum) Jeruk Purut adalah salah satu pemakaman paling terkenal di Jakarta. Tidak hanya karena kisah-kisah mistisnya, namun juga karena sejarah panjang yang mengikutinya. Sejarah Berdirinya Pemakaman Ini, berada di kawasan Cilandak Timur, Jakarta Selatan. TPU Jeruk Purut berdiri sejak masa kolonial Belanda dan sudah menjadi tempat peristirahatan terakhir untuk berbagai kalangan. Mulai dari masyarakat umum sampai tokoh-tokoh penting tanah air.
Pemakaman ini mulai di pakai secara sah sekitar awal abad ke-20, pada era pemerintahan Hindia Belanda. Awalnya, area ini merupakan lahan kosong yang di kelilingi oleh kebun jeruk. Selain itu terdapat semak-semak liar, dari situlah nama “Jeruk Purut” bermula. Nama ini selanjutnya melekat seiring dengan berkembangnya lokasi tersebut sebagai area pemakaman. Pemerintah kolonial waktu itu menetapkan sejumlah lahan di sekitar Batavia (kini Jakarta) sebagai tempat pemakaman umum. Kemudian Jeruk Purut menjadi salah satu yang di pilih karena lokasinya yang cukup jauh dari pusat kota.
Pada masa awal pendiriannya, pemakaman ini hanya di pakai oleh kelompok tertentu. Seperti warga keturunan Belanda, pejabat lokal, dan keluarga terpandang. Namun, seiring berjalannya waktu dan perkembangan populasi Jakarta yang naik, lahan ini di buka secara luas untuk masyarakat umum. Pemerintah kota selanjutnya melaksanakan penataan ulang dan memperlebar area pemakaman supaya bisa menampung lebih banyak jenazah. Hingga sekarang, TPU Jeruk Purut mempunyai luas lebih dari 9 hektar, menjadikannya salah satu kompleks pemakaman terbesar di Jakarta Selatan.
Legenda Hantu Jeruk Purut tidak hanya menjadi kisah mistis yang melegenda di kalangan masyarakat Jakarta. Tetapi juga mampu menarik atensi dunia perfilman Indonesia. Sempat Di Buatkan Filmnya, ketenaran kisah ini memuncak saat di angkat ke layar lebar. Dalam sebuah film horor bertajuk “Hantu Jeruk Purut” yang di luncurkan pada tahun 2006. Film ini menjadi salah satu contoh bagaimana cerita urban legend setempat mampu di kemas dengan menarik dan mencekam.
Di sutradarai oleh Koya Pagayo dan di produksi oleh Maxima Pictures, film ini mencoba mengangkat aspek misterius sekaligus emosional. Ceritanya berkonsentrasi pada sejumlah anak muda yang penasaran dengan kisah hantu pastor tanpa kepala. Berdasarkan cerita konon bergentayangan di TPU Jeruk Purut. Mereka menuju ke lokasi pemakaman di malam hari dengan jumlah ganjil, sebuah “syarat” tidak tertulis supaya hantu tersebut memperlihatkan diri. Namun, rasa penasaran mereka berubah menjadi teror nyata saat satu per satu mulai merasakan gangguan gaib.
Film “Hantu Jeruk Purut” bukan hanya mengutamakan adegan-adegan menyeramkan khas film horor. Tetapi juga memberi unsur psikologis yang membuat penonton bertanya-tanya. Apakah peristiwa yang di alami seluruh tokohnya benar-benar ulah makhluk gaib atau sekedar hasil sugesti. Selain itu, film ini juga memperkenalkan kembali mitos hantu Jeruk Purut untuk generasi muda yang mungkin belum populer. Dengan suasana pemakaman yang mencekam, kabut tebal, suara angin malam, serta latar musik yang mencekam. Film ini mampu menghasilkan ketegangan khas yang membuat bulu kuduk merinding. Demikianlah penjelasan tentang Legenda Jeruk Purut.