
Bukit Moko Suatu Pesona Ketinggian Di Bandung
Bukit Moko Adalah Salah Satu Destinasi Wisata Alam Yang Terletak
Profil Ilyas Abdurrahman, Seorang Pengusaha Berusia 48 tahun, Di Kenal Sebagai Pemilik Usaha Rental Mobil “Makmur Jaya” Di Tangerang. Beliau mengawali bisnisnya dari nol dan berhasil mengembangkannya menjadi salah satu penyedia layanan rental mobil terkemuka di wilayah tersebut. Pada tanggal 30 Desember 2024, seorang pria bernama Ajat Sudrajat menyewa mobil Honda Brio dari Makmur Jaya. Untuk jangka waktu tiga hari dengan batas pengembalian tanggal 2 Januari 2025. Kecurigaan muncul saat perangkat GPS di mobil tersebut terlacak telah di cabut pada 1 Januari 2025. Menyadari adanya peluang penipuan, Ilyas bersama tujuh rekannya memilih untuk melacak keberadaan mobil tersebut.
Mereka berhasil menemukan mobil berada di kawasan Saketi, Banten, dan terus mengikuti sampai ke rest area Tol KM 45 Tangerang-Merak. Pada dini hari 2 Januari 2025, sekitar pukul 04.10 WIB, Ilyas dan timnya menjumpai mobil mereka terparkir di depan minimarket. Saat berusaha mengamankan mobil dan pelaku. Situasi berubah menjadi mencekam saat dua orang yang di duga komplotan pelaku datang dan melesakkan tembakan. Ilyas terkena tembakan di bagian dada dan meninggal di tempat. Rekannya, Rendi, juga mengalami luka tembak di perut kanan dan segera di rujuk ke RSCM Jakarta untuk perawatan lebih lanjut. Sebelum kejadian penembakan, Ilyas dan timnya sempat meminta bantuan pendampingan dari pihak kepolisian setempat.
Namun, menurut keterangan anaknya, Rizki Agam, permintaan tersebut tidak di tanggapi serius. Mereka bahkan memberikan imbalan kepada petugas Polsek Cinangka, Polres Cilegon, untuk memperoleh pendampingan, namun tetap di tolak. Pihak kepolisian beralasan bahwa Ilyas tidak dapat memperlihatkan bukti kepemilikan mobil pada waktu itu. Meskipun keluarga korban mengklaim telah membawa dokumen lengkap. Kejadian tragis ini bukan hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga Ilyas, Profil Ilyas Abdurrahman di kenal sebagai sosok pekerja keras.
Ilyas Abdurrahman, seorang pengusaha yang di kenal sebagai bos rental mobil “Makmur Jaya,” ialah contoh nyata. Bagaimana tekad dan kerja keras mampu menaikkan derajat seseorang. Lahir di lingkungan keluarga sederhana di Tangerang pada tahun 1976, Ilyas mempunyai perjalanan hidup yang penuh liku. Sejak kecil, ia telah terbiasa dengan kerja keras dalam membantu keluarganya memenuhi keperluan sehari-hari. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, Ilyas tidak mempunyai kesempatan untuk meneruskan ke perguruan tinggi karena keterbatasan finansial. Ia memilih untuk bekerja serabutan, mulai dari menjadi kuli bangunan sampai sopir angkutan umum.
Pengalaman ini memberinya pengetahuan mendalam mengenai pentingnya manajemen waktu dan pelayanan kepada orang lain, yang kelak menjadi tonggak keberhasilannya. Menilik Profil Ilyas Abdurrahman Sebelum Sukses dengan gaji pas-pasan, ia mulai menabung sedikit demi sedikit, bercita-cita untuk mempunyai usaha sendiri. Perjalanan menuju kesuksesan di awali ketika Ilyas berhasil membeli sebuah mobil bekas dari hasil tabungannya. Mobil ini ia jadikan sebagai kendaraan sewaan, awal dari bisnis rental mobil “Makmur Jaya.” Pada mulanya, ia menjalankan bisnis tersebut sendiri, mulai dari pemasaran sampai mengantar pelanggan. Keuletannya dalam melayani pelanggan dengan baik menjadikan bisnisnya perlahan berkembang.
Dalam waktu beberapa tahun, ia bisa membeli mobil tambahan untuk melebarkan usahanya. Ilyas juga di kenal sebagai sosok yang sering berusaha menawarkan solusi kepada pelanggan, bahkan dalam keadaan sulit. Kesuksesan Ilyas tidak lepas dari tantangan. Ia pernah mengalami kerugian besar saat salah satu mobilnya hilang karena di sewa oleh pihak tak bertanggung jawab. Namun, peristiwa ini tidak membuatnya menyerah. Ia belajar dari pengalaman dan mulai mengaplikasikan sistem pelacakan GPS untuk mengamankan aset bisnisnya. Sistem ini bukan hanya menaikkan efisiensi operasional tetapi juga memberikan rasa aman kepada pelanggan. Sayangnya, perjalanan hidupnya harus berakhir tragis pada awal 2025 ketika ia tewas dalam insiden penembakan.
Kepergian Ilyas Abdurrahman, pengusaha rental mobil “Makmur Jaya,” meninggalkan kesedihan mendalam untuk keluarganya. Sosok ayah juga kepala keluarga yang penuh perhatian ini di kenal bukan hanya sebagai pekerja keras. Tetapi juga sebagai panutan yang kerap memprioritaskan kesejahteraan orang-orang di sekelilingnya. Tragedi penembakan yang mengambil nyawanya pada awal 2025 menjadi pukulan telak bagi istri, anak-anak, dan kerabatnya. Hal ini karena beliau di kenal sebagai seorang yang bertanggung jawab kepada keluarga.
Rizki Agam, putra sulung Ilyas, menyampaikan rasa kehilangan yang tak terhingga atas kepergian sang ayah. Ia mencerminkan Ilyas sebagai pria penyayang yang selalu hadir dalam keluarga walaupun mempunyai jadwal kerja yang padat. “Ayah selalu menyebutkan bahwa keluarga merupakan alasan utama beliau bekerja keras,” ujar Rizki. Ia juga menambahkan bahwa ayahnya bukan hanya mengedukasi pentingnya kerja keras namun juga integritas dalam menjalani hidup. Tanggapan Keluarga Atas Kepergiannya mendadak ini menjadikan Rizki dan keluarganya merasa hampa karena kehilangan sosok pelindung.
Istri Ilyas, Siti Aminah, tak kuasa menahan tangis saat mengingat momen terakhir bersama suaminya. Ia bercerita bahwa Ilyas sempat mengatakan rencananya untuk melewati lebih banyak waktu bersama keluarga di tahun 2025. “Beliau selalu mendahulukan kami. Bahkan saat sedang sibuk mencari mobil yang hilang, beliau masih sempat menelpon saya untuk memastikan kami baik-baik saja,” ungkap Siti. Tragedi ini bukan hanya merenggut kebahagiaan keluarga namun juga menimbulkan kekhawatiran atas keselamatan anggota keluarga lainnya.
Tragedi yang merenggut nyawa Ilyas Abdurrahman, bos rental mobil “Makmur Jaya,” bukan hanya menyisakan duka mendalam. Tetapi juga kekecewaan yang besar kepada pihak kepolisian. Dalam proses mengejar kendaraan yang di duga di salahgunakan oleh penyewa, keluarga Ilyas sempat memohon perlindungan kepada aparat yang berwajib. Namun, permintaan tersebut di tolak, yang berakhir pada insiden penembakan tragis di rest area KM 45 Tol Tangerang-Merak. Rizki Agam, Sang Anak Sempat Berujar Minta Pendampingan Polisi Tapi Di Tolak Polsek Cinangka, Polres Cilegon. “Ayah membawa seluruh dokumen lengkap, yakni dari BPKB, STNK, hingga kunci serep, untuk membuktikan bahwa mobil itu sah.
Namun, mereka tetap menolak menolong,” ujar Rizki dengan nada kecewa. Menurutnya, alasan penolakan aparat ialah minimnya bukti yang di nilai cukup untuk mengidentifikasi kendaraan tersebut. Penolakan ini membuat Ilyas dan tujuh temannya terpaksa memilih bertindak sendiri untuk melacak kendaraan tersebut. Meskipun mereka berhasil menemukan mobil yang di lengkapi GPS itu di wilayah Saketi, Banten, upaya mereka berakhir tragis. “Jika saja polisi mau mendampingi, mungkin ayah tidak harus mengambil risiko sebesar ini. Nyawa beliau mungkin masih dapat di selamatkan,” tambah Rizki.
Keluarga Ilyas menilai respons kepolisian cukup mengecewakan. Mereka mengatakan bahwa pihak keluarga bahkan sempat memberikan imbalan kepada aparat agar mau memberikan pendampingan. Namun, usaha tersebut tetap tidak membuahkan hasil. Rizki mengatakan bahwa penolakan ini memperlihatkan kurangnya empati dan profesionalisme dalam menangani keadaan genting yang melibatkan ancaman nyata. “Kami hanya ingin perlindungan, dan itu berlebihan. Tapi bahkan itu pun tidak kami peroleh,” katanya. Demikianlah berita tentang Profil Ilyas Abdurrahman.