Permainan Congklak Yang Semakin Jarang Di Mainkan Anak-Anak
Permainan Congklak Yang Semakin Jarang Di Mainkan Anak-Anak

Permainan Congklak Yang Semakin Jarang Di Mainkan Anak-Anak

Permainan Congklak Yang Semakin Jarang Di Mainkan Anak-Anak

Facebook Twitter WhatsApp Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email Print
Permainan Congklak Yang Semakin Jarang Di Mainkan Anak-Anak
Permainan Congklak Yang Semakin Jarang Di Mainkan Anak-Anak

Permainan Congklak Adalah Salah Satu Permainan Tradisional Yang Telah Lama Di Kenal Di Berbagai Daerah Khususnya Di Indonesia Dan Malaysia. Alat untuk permainan ini menggunakan papan berlubang yang biasanya terbuat dari kayu serta biji-bijian. Nah dulu congklak sangat populer di kalangan anak-anak karena sangat menghibur dan juga melatih kecerdasan dalam strategi dan perhitungan. Namun seiring waktu dan berkembangnya teknologi hingga munculnya berbagai permainan digital kini semakin jarang di mainkan oleh anak-anak.

Yang menjadi salah satu alasan utama popularitasnya yang menurun adalah pergeseran gaya hidup anak-anak. Anak-anak sekarang lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai dan permainan berbasis teknologi. Game online dan aplikasi hiburan inilah yang telah menggantikan banyak permainan tradisional. Apalagi ruang bermain di lingkungan perkotaan semakin terbatas hingga membuat anak-anak lebih sulit untuk bermain secara langsung dengan teman-temannya. Bahkan kurangnya edukasi mengenai permainan tradisional di sekolah dan lingkungan juga menjadi faktor yang membuat permainan ini semakin di tinggalkan.

Lalu sekalipun permainan ini semakin jarang di mainkan namun masih memiliki potensi untuk di lestarikan dengan berbagai cara. Salah satunya caranya adalah dengan mengenalkan kembali permainan ini. Contohnya bisa melalui kegiatan sekolah, festival budaya atau bahkan dalam bentuk digital yang bisa di akses melalui aplikasi. Di sinilah para orang tua dan pendidik juga memiliki peran penting dalam mengajak anak-anak untuk kembali memainkan congklak. Tentunya baik sebagai hiburan maupun sebagai sarana pembelajaran. Jadi dengan upaya pelestarian yang tepat akan membuatnya tetap hidup dan di nikmati oleh generasi mendatang. Sehingga pada akhirnya Permainan Congklak sebagai warisan budaya ini tidak akan hilang di telan zaman.

Sejarah Permainan Congklak

Kemudian kita akan membahas Sejarah Permainan Congklak yang ternyata memiliki sejarah panjang yang di yakini berasal dari peradaban kuno. Permainan ini di perkirakan sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dan di kenal dengan berbagai nama di berbagai negara. Beberapa ahli sejarah bahkan percaya bahwa congklak berasal dari Afrika tepatnya dari permainan tradisional yang di sebut Mancala. Yang kemudian permainan ini menyebar ke Timur Tengah, Asia, dan Kepulauan Nusantara melalui jalur perdagangan. Nah di Indonesia sendiri congklak telah menjadi bagian dari budaya masyarakat sejak zaman kerajaan. Permainan yang di mainkan oleh anak-anak hingga kaum bangsawan sebagai hiburan dan latihan berpikir strategis.

Lalu seiring dengan perkembangan zaman congklak menyebar luas ke berbagai daerah dengan nama yang berbeda-beda. Di Malaysia permainan ini di kenal sebagai “congkak” sementara di Filipina di sebut “sungka”. Meski memiliki nama yang berbeda namun aturan dasar permainannya tetap sama. Yaitu mengambil dan menyebarkan biji ke dalam lubang papan secara bergantian hingga mengumpulkan sebanyak mungkin biji di rumah masing-masing. Dulunya papan congklak tersebut hanya terbuat dari kayu dengan ukiran khas, sedangkan bijinya berasal dari kerang, biji sawo atau batu kecil.

Selanjutnya pada era modern permainan mulai mengalami perubahan dalam bentuk dan cara bermainnya. Saat ini selain versi tradisionalnya congklak juga telah di adaptasi ke dalam versi digital yang dapat di mainkan di ponsel dan komputer. Meski semakin jarang di mainkan secara langsung oleh anak-anak namun congklak tetap memiliki nilai budaya yang tinggi. Bahkan masih di ajarkan di beberapa sekolah serta acara budaya sebagai bagian dari warisan tradisional yang harus di lestarikan.

Mengapa Semakin Jarang Di Temukan Dan Di Mainkan

Lalu pertanyaan Mengapa Semakin Jarang Di Temukan Dan Di Mainkan akan kita bahas. Sebenarnya permainan ini semakin jarang di temukan dan di mainkan oleh anak-anak karena perubahan gaya hidup dan perkembangan teknologi. Di era digital ini anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan gawai, media sosial, dan permainan berbasis teknologi seperti game online. Permainan tradisional yang membutuhkan interaksi langsung dengan teman sebaya mulai tergeser oleh hiburan modern yang lebih instan dan mudah di akses. Apalagi kesibukan dengan jadwal sekolah yang padat serta aktivitas tambahan juga membuat jarang memiliki waktu untuk bermain seperti generasi sebelumnya.

Kemudian yang menjadi faktor lainnya yang menyebabkan congklak semakin di tinggalkan adalah kurangnya ruang bermain yang memadai. Terutama untuk anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan. Dulu anak-anak sering bermain congklak di halaman rumah atau sekolah, kini lahan terbuka semakin berkurang akibat urbanisasi dan pembangunan. Selain itu banyak sekolah dan keluarga yang tidak lagi mengenalkan permainan ini kepada anak-anak. Permainan ini juga tidak masuk dalam kurikulum pendidikan dan jarang di ajarkan di sekolah. Karena itulah generasi muda tidak banyak yang mengetahui cara memainkannya dan menyebabkan congklak semakin sulit di temukan dalam kehidupan sehari-hari.

Selanjutnya kurangnya pelestarian permainan tradisional juga menjadi penyebab utama mengapa congklak semakin jarang di mainkan. Tidak banyak upaya dari masyarakat atau pemerintah untuk mempromosikan kembali permainan ini dalam acara budaya atau festival. Jika tidak ada kesadaran untuk melestarikan congklak maka permainan ini bisa semakin terlupakan oleh generasi mendatang. Maka itu mengenalkan congklak kembali melalui berbagai kegiatan edukasi dan media digital sangat penting. Bahkan dengan komunitas yang peduli terhadap warisan budaya agar permainan ini tetap bertahan di tengah arus modernisasi.

Hal Yang Harus Di Lakukan Agar Tidak Punah

Terakhir kita juga akan membahas Hal Yang Harus Di Lakukan Agar Tidak Punah. Nah langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengenalkan kembali permainan ini kepada generasi muda. Sekolah dapat memulai dengan memasukkan congklak ke dalam kegiatan ekstrakurikuler atau pelajaran budaya. Sehingga nantinya anak-anak dapat mempelajari dan memainkan congklak secara langsung. Selain itu orang tua juga berperan penting dalam mengenalkan congklak kepada anak-anak di rumah sebagai permainan yang menyenangkan dan edukatif. Dengan cara ini maka kita membuat congklak dapat tetap hidup di tengah era digital.

Kemudian cara selanjutnya adalah upaya pelestarian congklak juga dapat di lakukan melalui festival budaya dan kompetisi permainan tradisional. Acara seperti ini bisa menarik minat anak-anak dan remaja untuk kembali memainkan congklak dengan cara yang lebih menarik. Pemerintah dan komunitas budaya dapat bekerja sama dalam mengadakan kegiatan yang melibatkan congklak baik di tingkat lokal maupun nasional. Selain itu media sosial dan platform digital juga dapat di manfaatkan untuk menyebarluaskan informasi tentang congklak. Tetapnya melalui video tutorial atau permainan digital berbasis congklak.

Terakhir industri kreatif juga dapat membantu melestarikan congklak dengan cara mengembangkan desain dan inovasi permainan. Misalnya membuat papan congklak yang lebih modern dengan tampilan menarik atau menciptakan aplikasi congklak yang dapat di mainkan secara virtual. Dengan mengadaptasinya ke dalam teknologi modern tetap dapat di nikmati oleh generasi muda tanpa kehilangan nilai tradisional Permainan Congklak.

Share : Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Telegram Email WhatsApp Print

Artikel Terkait